Citizen

Kisah Demianus Wasage Mendirikan Trek Papua Tours & Travel Menawarkan Paket Perjalanan Minat Khusus

Tidak meninggalkan apapun kecuali jejak kaki, tidak membawa apapun kecuali foto” (Demianus ‘Mac’ Wasage, CEO Trek Papua)

Trek Papua Tours & Travel, agen perjalanan ini mungkin lebih dikenal di manca negara dibandingkan di dalam negeri. Trek Papua Tours & Travel telah masuk dalam katalog wisata internasional seperti Trip Advisor dan Lonely Planet.

Paket wisata yang ditawarkan oleh Trek Papua ini bukan paket wisata biasa. Agen wisata ini menawarkan paket perjalanan dengan minat khusus/ special interest, diantaranya treking jalur pendakian di Papua, Papua Barat hingga Papua New Guinea. 

Wisatawan yang datang dari mancanegara, seperti Eropa, Amerika, Jepang, Arab Saudi, Asia dsb mengeksplore Papua dengan tujuan minat khusus seperti treking jalur pendakian Puncak Carsztens, Trikora, Trip Koroway, Trip Asmat, Treking Pegunungan Arfak, Bird Watching Raja Ampat, Mount Wilhelm PNG, Sepik Hihgland Tour, dsb.

Demianus ‘Mac” Wasage, CEO Trek Papua Tours & Travel

Kabar baiknya, Trek Papua Tours & Travel ini didirikan oleh Putra Asli Yalimo, Demianus Wasage pada tahun 2008 silam.

Mac, demikian ia biasa disapa, mendirikan Trek Papua Tours & Travel ini terinspirasi dari banyaknya kunjungan wisatawan asing ke Denpasar Bali.

“Saya bertanya kepada teman, bagaimana caranya mendapatkan kunjungan wisatawan. Teman saya pun mempresentasikan tentang pariwisata, kemudian saya mulai membangun website dibantu oleh seorang teman dari Jerman dan mulai mempromosikan pariwisata Papua,” tuturnya.

Demianus ‘Mac’ Wasage, alumni Fakultas Sastra Inggris, Universitas Papua (Unipa) Manokwari angkatan tahun 2022 itu pun bertekat terjun di industri pariwisata dengan satu motivasi yakni membuka lapangan kerja bagi Orang Asli Papua.

“Saya melibatkan penduduk lokal karena mereka yang tahu kondisi daerah mereka. Kami menjalin komunikasi yang baik apa maksut dan tujuan kunjungan wisatawan. Selain itu kami menggunakan jasa guide, porter, driver hingga juru masak lokal untuk melayani tamu,” terangnya.

Foto Dok. Demianus Wasage

Demi Wasage yang sangat berpengalaman menjadi guide dan fixer dalam setiap kunjungan wisata, mengembangkan eco-friendly tourism dan tourism based on community. 

“Dimana ada hutan disitu ada budaya, karena itu paket wisata yang kami tawarkan terkait erat dengan antropologi, budaya dan kearifan lokal. Saya berusaha semaksimal mungkin, jasa pariwisata bisa menjadi pendapatan untuk mereka,” tutur pria yang fasih berbahasa Inggris itu.

Wisatawan yang berhasil didatangkan pun dari berbagai latar belakang, diantaranya peneliti, ethnic photographer, youtuber, filmmaker, pendaki gunung dan petualang alam liar.

Paket perjalanan yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari 3 – 4 hari, 7 hari hingga 10 – 14 hari disesuaikan dengan rute dan kebutuhan klien. Perjalanan pun biasanya dilakukan dalam grup – grup kecil maksimal 5 orang. Dengan rate terendah 1000 – 1200 USD/orang/hari Demi Wasage telah berkontribusi mendatangkan devisa negara dan pendapatan asli daerah.

“Saya juga pernah menangani tamu hingga 70 –  80 orang wisatawan asing saat Festival Lembah Baliem beberapa tahun lalu,” kata dia.

Sebelum pandemi dalam satu bulan biasanya melayani 3 – 4 kunjungan, namun sejak awal masa pandemi tahun 2020 silam jumlah wisatawan merosot drastis, bahkan pada tahun 2021 nyaris tidak ada kunjungan wisman, akunya.

“Pada tahun 2022 ini, sudah ada beberapa deal untuk melayani kunjungan ke Lembah Baliem dan Papua New Guinea. Khusus untuk PNG, saya bekerja sama dengan tour guide yang ada disana,” ujar Demi ‘Mac’ Wasage.

Berbicara lebih jauh tentang bagaimana ia memasarkan paket wisata, Demi bertutur penawaran dilakukan dengan berkirim email kepada calon klien. Selain itu biasanya mereka berkomunikasi lewat nomor whatsapp yang tercantum dalam website https://trek-papua.com/

Bukan hanya menjual pariwisata Papua, Papua Barat dan PNG saja, Demi pun pernah menjual paket wisata daerah lain yakni Borneo, Sulawesi, Solomon Island dan Nepal tentunya bekerja sama dengan tour guide setempat.

“Menjadi sebuah kepuasan bagi saya ketika kehadiran saya bermanfaat bagi orang lain, membuka lapangan kerja bagi OAP dan mempromosikan pariwisata Papua. Saya merasa bahagia ketika datang ke kampung disapa Kepala Suku atau Mama – Mama Papua dan ditanya: Kapan Anak datang. Sapaan itu sangat menyentuh hati dan menjadi tanda bahwa saya diterima baik oleh mereka,” urainya panjang lebar.

Setiap bertemu warga di kampung, Demi Wasage selalu mengingatkan guide lokal untuk melayani tamu dengan baik, dan siap memberi penjelasan mengenai istilah/ nama flora dan fauna endemik dalam bahasa asli, karena informasi tersebut berguna bagi peneliti yang datang.

Kategori:Citizen

3 replies »

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.