Dibalik sebuah pemberitaan yang disajikan dan dikonsumsi masyarakat, ada jurnalis yang bekerja. Buku ini membuka mata kita bagaimana jurnalis bekerja; terkadang ada banyak tantangan dan resiko yang harus dihadapi oleh jurnalis saat peliputan di lapangan

Buku Jurnalis Perempuan Meliput Indonesia; 50 Kisah Dibalik Berita diterbitkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bekerjasama dengan Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2019.
Buku setebal 255 halaman ini sangat menarik, mengungkap kisah dibalik berita yang ditulis oleh 50 orang jurnalis perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, editor Uni Lubis & maria D. Andirana.
Menyimak kisah demi kisah yang dituturkan dalam buku ini, pembaca akan mendapati kisah yang luar biasa. Perempuan yang bekerja sebagai jurnalis memiliki dimensi yang sangat menarik dalam tugas dan kehidupan pribadinya.
Misalnya saja kisah Nining Antero dari Jambi, yang mendapatkan penugasan untuk meliput di tengah korban bencana. Bertugas di wilayah bencana bukanlah hal mudah, jurnalis bukan hanya dituntut untuk membuat reportase secara terperinci, tetapi disisi lain disaat yang bersamaan ia terketuk mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan.
Kisah lain yang sama menariknya dituturkan oleh Deslina (Riau). Ia berbagi kisahnya bagaimana ia harus menyamar untuk mengungkapkan kehidupan malam di Puakang, Karimun, menuliskan laporannya dan menghadapi resikonya.
Lain lagi kisah Netty Dharma Somba (Papua) yang pernah terjebak di arena Perang Suku, di Mimika tahun 2003 silam saat menjalankan tugas peliputan.
Tak jarang jurnalis perempuan, harus menghadapi berbagai resiko saat menjalankan tugasnya di lapangan, seperti teror dan ancaman. Beberapa orang jurnalis bahkan mengalami tantangan tersebut pada saat kehamilan.
Medan yang berat, peliputan berbahaya di area konflik, hingga mencari keadilan di ruang sidang, dipaparkan sebagai sebuah pengalaman personal yang menarik sehingga pembaca mencapai kedalaman sisi – sisi humanis seorang pewarta.
Curahan hati jurnalis perempuan dituturkan dalam 50 artikel yang menarik simpati. Setiap goresan tulisan menggambarkan betapa kompleksnya persoalan dan tantangan yang harus dihadapi. Meski beberapa liputan memberikan luka – luka batin yang membekas, namun ada sebuah benang merah yang ingin diutarakan oleh jurnalis perempuan, yakni percaya bahwa diujung pena ada sebuah asa untuk perubahan.
Review oleh Yulika Anastasia
Kategori:Review Buku