Siasat Pengobatan Warga Selat Makassar, Laut Flores Hingga Teluk Cendrawasih

Buku berjudul Ramuan Di Segitiga Wallacea Siasat Pengobatan Warga Selat Makassar Laut Flores Hingga Teluk Cendrawasih terdiri dari 15 bagian yang mengungkap siasat cerdas penyembuhan masyarakat.
Buku ini ditulis tim penulis yakni Aziziah Diah Apriliya, Aden Firman, Rafsanjani, Wilda Yanti Salam, F Daus AR, Regina MS, Andi Musran, Manfren Kudiai, Ipa Chadijah, Anjar S Masiga, M Harisah, Nomensen Douw, Fauzan Al Ayyuby, Soraya Ayu Ananda, Syahrani Said. Editor buku ini Anwar Jimpe Rachman. Cetakan pertama Desember 2020, setebal 222 halaman dengan nomor ISBN 978-623-90129-2-2, diterbitkan oleh Makassar Binnale.
Di bagian pengantar, Anwar Jimpe Rachman, editor sekaligus Direktur Makassar Binnale menceritakan unggahan sebuah video di youtube dengan judul mencari Tina di Toraja yang tela di copot oleh platform itu. Ia menuliskan alasan pencopotan itu bertentangan dengan panduan komunitas yang berkaitan dengan wabah Covid-19.
Berdasarkan email yang ia dapatkan pertanggal 16 November 2020 disampaikan bahwa youtube tidak mengizinkan konten yang mengabarkan misionformasi medis yang bertentangan dengan informasi medis dari organisasi kesehatan dunia (WHO) atau otoritas kesehatan setempat tentang Covid-19, termasuk metode untuk mencegah, mengobati, atau mendiagnosis Covid-19 dan cara penularan Covid-19.
Wabah covid-19 adalah kenyataan terbaru dunia yang mengharuskan kita hidup terpisah sejak triwulan pertama tahun 2020. Seperti yang terjadi di berbagai belahan dunia, Orang Indonesia harus kembali ke rumah masing-masing dan mengurung diri demi menghindari kontak dengan orang lain dan penyebaran wabah. Sejak awal munculnya wabah Covid-19, kita tidak mampu mendeteksi penyebaran virus ini dengan kasat mata. Sayangnya luapan kabar tentang demam itu sungguh meneror. Apalagi, obatnya belum ada!
Disampaikan dalam buku ini, terdapat definisi yang berbeda antara versi otoritas kesehatan modern dan versi tradisional. Dunia kesehatan modern menegaskan bahwa obat adalah bahan atau panduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Sedangkan obat dalam pandangan warga atau tradisional adalah segala rupa berbentuk benda maupun tata laku yang dianggap dan dipandang mampu menciptakan proses penyembuhan yang diturunkan dari generasi ke generasi (kebudayaan). Obat yang paling manjur dimasa yang sulit dan tak pasti adalah pengobatan tradisional. Kadang orang kurang berkeyakinan dengan metode pengobatan tradisional.
Ditengah situasi pandemi dan menanggapi peristiwa ganjil inilah yang kemudian mendorong Makassar Binnale dan Tanah Hindie untuk menentukan sub tema serta melakukan penelitian dengan menjelajahi simbol kekayaan dunia pengobatan Indonesia yang tumbuhkan oleh alam untuk manusia. Tetapi juga sebagai titik berangkat menuju penjelajahan lebih luas segala yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan yang diekspresikan dalam dwimantra, trimantra, hingga ke performatif.
Para penulis menggambarkan kelebihan dan keunggulan serta pengetahuan tradisional dalam 15 bab buku di masing-masing daerah mulai dari (1) Mencari Tina di Toraja, (2) Baba Rute, Daun Pemanggil Darah, (3) Tujuh Dokter Din Kolong Rumah, (4) Pelipur Sesak di Plato Bulukumba, (5) sepasang tangan untuk kehidupan kedua, (6) Daun Berduri yang Menghamparkan, (7) Sesuai Titik, (8) Rempake untuk Penari Caci dan Luka dalam Perempuan, (9) Tiupan untuk Tembuni yang tersisa, (10) Daun Bertumpuk Penyembuh Batuk, 11. Tepu, Penolong Pertama Ibu Hamil di Kayya, (12). Berkah Tanaman Liar di Tangan Hatija, (13). Pemegang Kitab Herbal Keluarga, (14) Ramuan-ramuan dari Utara, (15). Bedak Belukar, Pengobatan dari Dapur.
Setelah membaca 15 bab dalam buku ini saya mendapatkan gambaran bahwa obat tradisional selalu memainkan peran penting dalam kesehatan manusia di dunia dan terus digunakan untuk mengobati berbagai macam keluhan. Obat tradisional digunakan di setiap negara di dunia, dan telah menjadi andalan dengan mendukung, mempromosikan, mempertahankan dan memulihkan kesehatan manusia. Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Dibagian akhir buku Ramuan Di Segitiga Wallacea Siasat Pengobatan Warga Selat Makassar Laut Flores Hingga Teluk Cendrawasih, Penulis menggoreskan sebuah harapan agar Warga tetap merebakkan harapan kendati obat modern virus Covid-19 belum ditemukan. Mereka membuka kembali memori dan warisan kekayaan-kekayaan pengetahuan yang mereka peroleh dari sesepuh mereka; mulai yang diminum, lainnya diiris dan diremuk agar mengeluarkan bau yang disebut bisa menangkal virus, sampai yang dicampur didalam sajian makanan. Seluruh bahannya diambil dari alam.
Dalam buku Ramuan Di Segitiga Wallacea Siasat Pengobatan Warga Selat Makassar Laut Flores Hingga Teluk Cendrawasih terpapar siasat penyembuhan warga, kesemua hasil penelitian lapangan oleh enam tim selama tiga bulan di enam wilayah yang tersebar dikawasan selat Makassar Laut Flores dan teluk cendrawasih. Cara-cara inilah mungkin kita bisa sebut menciptakan harapan semacam teater penyembuhan.

Dengan demikian, saya merekomendasikan buku ini menjadi bahan bacaan ataupun referensi penelitian-penelitian lainnya yang sangat layak dibaca oleh siapapun.
Terimakasih, Koha.
Review oleh Andy Gobay
Kategori:Review Buku