Pedalaman Papua selalu menarik untuk dijelajahi, wilayah yang masih terisolir dan medan yang berat menjadi tantangan tersendiri. Ini catatan saya ketika menyusuri terjalnya jalan dari kota Wamena menuju Kampung Jomothe, Distrik Popugoba, suatu wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo.

Senin (8/10) saya bersama beberapa orang rekan jurnalis ikut dalam rombongan Pemkab Yahukimo menuju Kampung Jomothe untuk me-launching pembangunan ruas jalan baru Jomothe – Panggema.

Perjalanan menuju ke tempat acara, yakni Kampung Jomothe diperlukan waktu hanya satu setengah jam perjalanan melalui jalur darat. Namun, medan yang dilalui tidaklah mudah, jalan terjal berliku diapit oleh tebing dan jurang. Hanya mobil dobel gardan seperti hillux dan stada yang sesuai dengan kondisi medan.

Di beberapa titik, kami harus melalui tanjakan/turunan dan tikungan yang sangat terjal dan tajam. Bahkan, kendaraan yang melintas harus ekstra hati – hati dan menjaga jarak untuk melintasi tanjakan satu per satu.

Nah, seperti apa terjalnya perjalanan di jalur ini, simak video pendek yang sempat saya rekam di salah satu ruas jalan.

Pedalam Papua dan keterisolasian, itulah kesan pertama yang masuk dibenak saya saat melintasi jalur ini. Dan, pemerintah mempunyai PR yang berat berikut biaya yang sangat mahal untuk membuka isolasi daerah ini.

Setelah satu jam lebih perjalanan, rombongan kami pun tiba di Kampung Jomothe, Jayawijaya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Yahukimo. Ditempat inilah pemkab Yahukimo mencanangkan pembukaan jalan baru Jomothe – Panggema yang rencananya dibangun sepanjang 37 km, sehingga pada waktunya kedua kabupaten ini akan terhubung.

Kisah selanjutnya dapat dilihat disini:

[VIDEO] Seremoni Pencanangan Jalan Baru Jomothe – Panggema

[ADV] Pemkab Yahukimo Canangkan Pembangunan Ruas Jalan Baru Jomothe – Panggema