Moanemani – Waghete, adalah nama dua tempat. Moanemani adalah salah satu distrik di Kabupaten Dogiyai, sementara Waghete adalah nama salah satu kampung yang terletak di Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai.
Setelah menjelajah perkebunan kopi di Lembah Kamuu, Dogiyai, kami pun melanjutkan perjalanan ke Deiyai. Pada tulisan ini, saya tak akan membahas soal kopi, karena telah diulas pada tulisan – tulisan sebelumnya.
Baca:
[Adv] Pokja Papua Gandeng Scopi Pelatihan Kopi di Meepago

Jalan Raya Dogiyai – Deiyai saat sedang hujan (Dok. Juli, 2018)
Perjalanan dari Moanemani menuju Waghete ditempuh sekitar 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Pagi itu, kami menempuh perjalanan saat cuaca sedang hujan.
Hujan yang mengguyur sepanjang perjalanan, membuat udara terasa lebih dingin. Jalan berasa lebih licin, sementara kabut tebal menutup lereng – lereng pegunungan. Kendaraan yang kami tumpangi pun melaju dengan hati – hati membelah hutan dan perkampungan.

Kabut tebal di pagi hari yang hujan menyelimuti lereng pegunungan
Jika cuaca sedang cerah, bentang alam ini pasti terlihat sangat indah, bak permadani hijau dengan lekukan pegunungan yang menghampar di hadapan kita. Mudah sekali bagi siapapun, khususnya yang hobby fotografi seperti saya untuk jatuh cinta pada alam Papua. Ada banyak spot dan angle yang menarik untuk bisa diabadikan.
Karena rombongan kami tak lama berada di tempat ini, berikut ini beberapa foto yang saya abadikan:

Angkutan Umum di Waghete, mobil Inova, Avansa, Hillux cocok untuk daerah pedalaman

Jalan Pasar Waghete, Deiyai

Spot: Pasar Waghete, Kabupaten Deiyai

Spot: Kampung Amago, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai

Danau Tigi terlihat dari kejauhan dengan latar belakang kabut tebal yang menghiasi lereng pegunungan. Dok Juli, 2018

Danau Tigi, Kabupaten Deiyai. Foto ini diambil saat cuaca sedang mendung, Juli 2018
Baca:
[Review] Penginapan Dogiyai: Hotel Sederhana di Tengah Kota Kecil Moanemani
Kategori:Jelajah Negeri, Story