
Noken Anggrek, berwarna kuning cerah
Hampir semua orang pasti tahu, souvenir khas Papua ialah noken. Noken dikenal sebagai tas tradisional Papua yang terbuat dari serat kulit kayu. Biasanya, mama – mama Papua mengenakan noken dengan cara di gantung dikepalanya.
Ada beragam jenis noken dilihat dari anyamannya, ada anyaman yang longgar seperti jaring, ada pula yang dianyam rapat dengan berbagai motif. Dan, setiap daerah di Papua memiliki noken dengan ciri khasnya masing – masing.
Noken adalah tas yang multifungsi. Mama – mama di daerah pegunungan biasanya mengisi noken dengan sayur – sayuran, umbi – umbian, kayu bakar bahkan menggendong anak dalam noken.
Namun, seiring dengan popularitas noken yang semakin meningkat, noken banyak diminati sebagai souvenir khas Papua. Ada beragam model dan ukuran.
Jika anda berjalan – jalan di Kota Jayapura, noken cukup mudah didapatkan. Biasanya mama – mama Papua pengrajin noken, menggelar barang dagangannya di pinggir jalan.

Mama Mama Papua Pengrajin Noken
Harganya pun bervariasi, dari seratus ribu rupiah hingga lima ratus ribu rupiah. Ada jenis noken yang harganya hingga kisaran 1 – 3 juta rupiah, bahkan ada penjual yang menawarkan noken dengan harga yang lebih tinggi dari yang saya sebut tadi. Noken yang termahal dikelasnya ialah noken anggrek.
Umumnya, noken terbuat dari serat kulit kayu. Artikel berikut menjelaskan Mengapa harga noken mahal?
Saya membayangkan jika anda berjalan – jalan ke Jayapura, kemudian menghampiri mama – mama penjual noken, dan bertanya tentang harga, bisa jadi anda cukup shock mendengar harga noken diatas satu juta rupiah.
Noken anggrek memang terbilang mahal harganya, mengalahkan beberapa brand tas ternama yang dijual di mall/ pertokoan. Harga yang mahal itu, tak lain karena bahan baku yang sulit didapat.

Mama Papua berpose dengan Noken Anggrek di pameran (Foto: Dokumentasi Yulika Anastasia)
Dari beberapa penjual yang saya wawancara, untuk mendapatkan bahan baku yakni anggrek hutan, mereka harus masuk jauh ke tengah hutan. Salah seorang penjual noken asal Paniai, Mama Christina bercerita jenis anggrek yang digunakan sebagai bahan baku noken, tak bisa mereka budidayakan. Jadi, harus mengambilnya dari alam.
Mama noken lainnya menambahkan, tidak semua pengrajin sanggup untuk merajut noken anggrek. Oh ya biasanya bahan baku yang digunakan ialah batang anggrek.
Selain bahan baku yang cukup sulit didapat, pengerjaannya pun secara manual. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat benang noken dari batang anggrek.
Yang pasti, keunggulan noken anggrek ialah warnanya yang kuning terang tak cepat pudar dan anyaman yang rapat. Bagi penggemar noken, mengenakan noken anggrek adalah sesuatu yang prestisius dan wah.
Jadi, wajarlah bila harganya mahal! **Wanyambe**
Kategori:Gallery, Gallery Photo, Travelista