Kota Vanimo, Provinsi Sandaun, Papua Nugini, adalah kota yang cantik dan mempesona. Negeri yang elok dengan suasana yang sangat alami.
Vanimo, secara geografis, sebenarnya berada tidak jauh dari Kota Jayapura, hanya
sekitar dua jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Namun karena kota ini berada di negara tetangga, maka untuk menuju kesana pun saya menunggu moment yang pas.
Setelah sepuluh tahun tinggal di Jayapura, saya beruntung mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Vanimo, dan saya sudah dua kali melakukan perjalanan singkat kesana.
Pada pertengahan 2017 yang lalu, saya bersama rekan – rekan jurnalis mendapatkan undangan dari Konsulat Republik Indonesia di PNG untuk meliput kegiatan mereka. Dari Kota Jayapura, kami menggunakan kendaraan roda empat menuju perbatasan RI – PNG di Skouw, Wutung, Distrik Muara Tami selama sekitar satu jam perjalanan.
Tiba di Wutung, rombongan pun melapor ke petugas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw untuk dilakukan pemeriksaan keimigrasian. Selanjutnya kami pun menuju area netral yang berada di antara gerbang RI dan gerbang PNG. Di sana, mini bus berplat nomor PNG telah menunggu kami.
Perjalanan pun kemudian dilanjutkan selama satu jam perjalanan menuju Kantor Konsulat RI di Vanimo. Ini perjalanan yang sangat berkesan bagi saya. Melintas batas negara menggunakan jalur darat.
Sepanjang perjalanan saya terpesona dengan keindahan alam Papua Nugini. Sama seperti Tanah Papua, pemandangan yang sangat indah dengan nuansa alami dan perkampungan yang masih tradisional. Ciri khas perumahan di pesisir pantai, yakni rumah panggung yang dibangun dari kayu.
Sepintas lalu, orang asli Papua Nugini mirip dengan Orang Asli Papua, yakni etnis melanesia. Hanya saja, warga PNG berbincang menggunakan bahasa yang kami sebut Inggris Fiji, bahasa Inggris dengan aksen/ dialeg Fiji.
Namun, ada perbedaan yang sangat mencolok antara Vanimo dan Kota Jayapura. Sebagai warga kota Jayapura, saya sangat berbangga, karena Kota Jayapura telah menjadi kota yang maju dan modern, dibandingkan dengan Vanimo (ini kesan dan penilaian pribadi yang saya dapat lho selama perjalanan).
Kota Vanimo, adalah ibu kota Provinsi Sandaun (nama resminya West Sepik), adalah kota yang terletak di barat laut PNG. Suasana kotanya cukup ramai, kota yang bersih dengan lalu lintas yang lancar, tak semacet Kota Jayapura. Tak banyak bangunan megah berdiri disini, termasuk bangunan Kantor Konsulat Republik Indonesia yang kami kunjungi.
Yang membuat saya merasa cukup shock…..alamak….pas membaca sms masuk tentang harga roaming dari provider telkomsel. Mamayo…pu mahal apa…………….. Jelas, harga ini terlalu mahal buat saya. Untuk mengakses internet saya pun menggunakan jaringan wifi yang tersedia.
Sebagai warga asing yang masuk di negeri orang, saya pun berbincang dengan beberapa warga Indonesia yang ada di sana. Dari kasak – kusuk yang saya dengar, ternyata kota ini memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi, jadi tidak disarankan bagi pelancong wanita untuk bepergian sendiri.
Setelah acara selesai, saya bersama rombongan pun diajak untuk tour singkat di Kota Vanimo. Dan, dari ketinggian kami menikmati pemandangan alam kota pelabuhan Vanimo, Pantai Timur yang mempesona.
Berikutnya pasti ada yang penasaran, mengenai kuliner khas PNG. Yup, ada beberapa produk yang cukup terkenal makanan khas PNG di Kota Jayapura, yaitu sosis PNG, daging domba dan twisties. Harganya cukup lumayan lho, satu porsi sosis sekitar 35 ribu rupiah, satu porsi daging domba sekitar 60 rb rupiah dan twisties sekitar 10 rb rupiah.
Nah, untuk melengkapi perjalanan ini, berikut vlog perjalanan saya bersama rombongan ke PNG. Watch my channel, please.
Kategori:Jelajah Negeri, Story
seru banget jalan k Papua Nugini, memang banya yang bilang kalau papua nugini masih belom savety untuk solo traveller apalagi perempuan.
Oh iya mbak, jika pernah mengunjungi jember bisa mengikuti lomba ttg travel juga loh.
bisa dibca di salah satu postingan saya di http://ciwitraveling.blogspot.co.id/2018/05/open-talk-outdoor-seru-di-taman-botani.html
SukaDisukai oleh 1 orang
wahhh keren mb Kurnia…berharap kalau ada kesempatan mudik ke Jawa saya bisa cusss ke Jember…. melengkapi travel writing saya heheheeee…..
SukaSuka
Asik banget Mba, berkesempatan mengunjungi negara tetangga PNG. Baru tahu kalo di sana bahasanya bahasa Inggris dengan dialek Fiji
SukaDisukai oleh 1 orang
Halo mas Moko…makasih mas…iya mas PNG menggunakan bahasa Inggris Fiji. Sepintas lalu orang PNG mirip dengan orang Papua, karena sesama ras melanesia, bedanya kalo sudah ngomong…ketahuan asalnya heheheeee….
SukaSuka
salam kenal kak..
Oiya, kalo saya mau kesana tanpa diundang sama Konjen gmn ya? naik kendaraan umum gtu mksdnya…
SukaDisukai oleh 1 orang
halo, salam kenal. Boleh, silakan….. ada paspor kan? karena perjalanan ke sana menggunakan jalur darat, nanti ada pemeriksaan keimigrasian di PLBN Skouw
SukaSuka
Mksdnya naiknya angkutannya apa?
SukaSuka
kalau dari kota Jayapura lebih nyaman carter kendaraan. Saran saya pergilah pagi hari. Sampai di perbatasan ganti transportasi, menggunakan angkutan umumnya mereka.
SukaSuka
Oke2.. trima kasih kak..
SukaSuka
Salam kakak..
Untuk visa gimana ya?
Harus aply ke kedutaan png dulu atau hisa visa on arrival di perbatasan..
SukaSuka
kalau boleh tau, berapa ya biaya dengan mobil dari Skow ke Vanimo menggunakan mobil itu ?
SukaSuka