
Perjalanan menuju Bukit Teletubies di Doyo Lama, Sentani, Kabupaten Jayapura
Fotografi adalah hobi saya. Alam Papua yang eksotis, nuansa etnis yang kental dan warga yang ramah, sungguh klop rasanya bila ‘bertemu’ dengan kamera.
Saya merasa beruntung, bekerja sebagai jurnalis sehingga saya terkadang mendapatkan kesempatan mengunjungi berbagai wilayah di Papua. Bagi saya, setiap tempat memiliki keunikannya tersendiri. Dan, setiap gambar memiliki ceritanya masing – masing.
By the way, tempat yang saya sukai untuk hunting foto ialah perkampungan, dimana sebagian besar warga yang bermukim di kampung ialah masyarakat asli wilayah tersebut.
Warga dengan tatanan adat istiadat yang masih terjaga, serta suasana perkampungan yang khas, sangat menarik dalam frame.

Bersama dengan Mama – Mama asal Pegunungan Tengah dalam sebuah acara pesta bakar batu di daerah Perumnas Tiga, Waena, Jayapura
Nah, ketika hendak ‘turun kampung’ untuk hunting gambar, inilah barang yang wajib ada dalam tas saya.
- Kamera dan Perlengkapannya
Kamera dan perlengkapannya tentu saja tidak boleh ketinggalan. Siapkan memori card dan baterai cadangan yang terisi full. Selain itu, lensa yang saya gunakan bukan hanya lensa standar. Saya punya 3 jenis lensa; lensa fix (50 mm), lensa sapu jagat (18-200 mm), lensa tele (55 – 300 mm). Terkadang bergantung pada mood, lensa tambahan mana yang akan saya bawa.
Selain lensa, saya memiliki handycam, dan akan saya gunakan tergantung pada suasana. Jika sebuah moment menarik, jika diabadikan dalam gambar hidup (video), tentu saja juga tidak akan melewatkannya. Karena bisa menjadi materi untuk vlog.
Tentang gambar video, pengambilan gambar video tak harus menggunakan handycam, sebenarnya pake hape juga bisa. Untuk editing videonya, saat ini ada banyak software editing sederhana telah tersedia di playstore untuk android.

Saat di Hutan Pinus, Wamena, Jayawijaya
2. Obat – obatan ringan
Di dalam tas saya, saya selalu membawa obat – obatan ringan, diantaranya obat anti alergi, obat sakit kepala, obat flu, minyak kayu putih dan terkadang saya membawa lotion anti nyamuk.
Khusus obat anti-alergi memang saya wajib bawa, karena entah kenapa saya cukup mudah terserang alergi dingin dan debu. Oleh karena itu, untuk yang satu ini selalu ada dalam tas saya.
3. Bahan Kontak
Nah, untuk yang satu ini, saya akan siapkan baik – baik. Bahan kontak adalah sarana yang sangat baik untuk membangun komunikasi agar lebih dekat dengan warga yang ada di perkampungan.
Bahan kontak, yang akan saya bawa misalnya: permen/ gula – gula, makanan ringan, rokok dan buah pinang.
Mengapa saya perlukan? Bahan kontak cukup membantu saya membangun komunikasi dengan warga, terlebih saya adalah orang asing (wisatawan) yang mengunjungi kampung mereka.
Saya merasa senang melihat keceriaan anak – anak di kampung, ekspresi mereka adalah ekspresi yang jujur dan polos. Ada kegembiraan tersendiri, jika mereka menerima permen yang saya bawakan untuk mereka.
Rokok biasanya saya bagikan kepada kaum laki – laki, namun di beberapa tempat (kampung) yang saja jumpai, kaum perempuan juga ada yang merokok. Terkadang, saya juga ikut merokok bersama mama – mama…..(upsss, jangan ditiru ya). Ini hanya cara saya, untuk lebih mudah masuk ke lingkungan mereka.
Kalau tentang buah pinang, makan pinang bersama menjadi bentuk persahabatan/ persaudaraan. Sama seperti rokok, menawarkan buah pinang dan makan pinang bersama, menjadi sarana yang efektif untuk berinteraksi atau berkomunikasi. Hanya saja saya memang tidak bisa untuk makan pinang, namun saya menyiapkannya bila saya pergi keluar Jayapura. Orang – orang yang saya jumpai, mungkin akan dengan senang hati menerima tawaran pinang persahabatan dari saya.

bersama dengan sahabat – sahabat saya saat menuju Kampung Enggros, Jayapura
Nah, yang berikut saat turun ke kampung biasanya saya mengenakan pakaian yang sederhana/ casual dan sepatu kets atau bahkan sandal. Yang terpenting, apa yang saya kenakan sesuai dengan medan yang saya hadapi.
Demikian pengalaman saya. Salam traveller. Wanyambe!