Melihat dari dekat aksi dua atlet “menembak” cilik, bernama Novalia Kogoya dan Dimas Motte, yang masih duduk di bangku sekolah dasar membuat saya kagum.
Dua bocah tersebut, dengan percaya diri, menembak balon yang dipegang oleh pelatihnya di tangan kanan dan kiri. Sang pelatih pun tampil tak kalah mengagumkan. Ia berdiri tegak merentangkan tangan dengan memegang balon, berdiri dengan jarak 5 meter dihadapan dua bocah tersebut, seolah “menyerahkan diri“, percaya bahwa peluru yang ditembakkan tak kan meleset sedikitpun.
Door…dua balon meletus pada saat yang bersamaan, dan disambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah oleh penonton yang sore itu hadir melihat aksi mereka.
Tak hanya itu, aksi menembak yang dilakukan oleh beberapa orang siswa dan alumni JBR Shooting School, membuat penonton terpukau. Mereka menembak dengan posisi terbalik, seperti berikut ini:

Aksi Menembak dengan Posisi Terbalik

Novalia Kogoya dan Dimas Motte (Atlet Menembak)
Penasaran bagaimana siswa bisa menembak dengan mahir, saya pun berbincang dengan Ibu Ruswida, sang pelatih.
Menurut Ibu Wida, JBR Shooting School berdiri pada tahun 2017 yang lalu. Dan, pada angkatan pertama telah meluluskan 18 orang.
“Kita belajar selama 18X pertemuan atau sekitar tiga bulan. Seminggu dua kali,” kata Ibu Wida.
Siswanya pun bervariasi, datang dari setiap jenjang usia, ada yang masih duduk di bangku SD hingga perguruan tinggi, bahkan dosen pun ada yang belajar di sekolah menembak pertama di Papua tersebut.
“Untuk bisa menembak, pertama, kita belajar konsentrasi, kesabaran, tidak boleh egois/ meremehkan lawan,” kata pelatih yang juga anggota kepolisian tersebut.
Lebih lanjut, Ibu Wida mengatakan ada dua alat yang dipelajari yakni pistol angin dan senapan. Namun, untuk pemula dimulai dari pompa/ manual.
“Di kelas kita belajar pistol dan senapan. Nanti dari situ dilihat siapa yang cocok di pistol dan siapa di senapan,” ujarnya.
Dua kelas ini, masing – masing pistol dan senapan, menjadi kelas yang diperlombakan dalam olah raga menembak. Siswa yang belajar di JBR Shooting School ini pun, berpeluang mengikuti kejurda dan mewakili daerah di tingkat nasional bahkan internasional, namun tentunya harus melewati tes seleksi terlebih dahulu.
Soal keahlian menembak, kata Ibu Wida, tergantung bakat dan kemauan siswa, ada yang dalam kurun waktu 2 bulan telah menguasai, namun ada yang membutuhkan waktu lebih.
Oh ya, jika Anda tertarik untuk belajar menembak, biaya belajarnya sekitar 1,5 juta rupiah. JBR Shooting School adalah sekolah menembak milik Bapak Jhon Banua Rauw Ketua Perbakin Papua, beralamat di Lapangan Menembak Perbakin, Jalan Baru Skylen, Kelurahan Awiyo, Abepura.